Thabarani telah mengeluarkan di dalam kitabnya 'Al-Awsath' dari Qais bin Salk Al-Anshari ra. bahwa saudara-saudaranya telah mengadukan halnya kepada Rasulullah SAW Mereka berkata: Saudara kami Qais suka membuang-buang hartanya, dan terlalu mewah sekali dalam berinfak lalu Qais datang kepada Rasulullah SAW: wahai Rasulullah! Aku mengambil bagianku dari korma dan berinfak untuk orang-orang yang keluar berjihad fi sabilillah, dan kepada siapa yang mengikutiku. Mendengar itu, Rasulullah SAW pun menepuk dadanya seraya berkata: Infakkanlah harta di jalan Allah, niscaya Allah akan menginfakkan gantinya - disebutkan sampai tiga kali. Pada lain waktu, aku keluar berjihad fi sabilillah dan aku sudah mempunyai kendaraan sendiri, dan aku orang yang paling banyak harta dan yang terkaya di antara kaum keluargaku pada hari ini. (At-Targhib Wat-Tarhib 2:172)
Abu Daud, lbnu Hibban telah meriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah SAW Ada seorang yang ingin berjihad, tetapi niatnya hendakkan harta dunia, bagaimana? Jawab beliau: Tidak ada pahala sama sekali! Ramai orang memandang berat jawaban beliau itu, Ialu mereka kembali kepada orang yang bertanya itu seraya memintanya bertanya sekali lagi, barangkaii dia salah dengar jawabannya, ataupun dia tidak faham maksud dari jawaban beliau itu. Maka orang itu kembali lagi kepada Rasulullah SAW Ialu bertanya: Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan orang yang berjihad fl sabilillah, padahal niatnya hendakkan dunia? jawab beliau masih sama: Tidak ada pahalanya sama sekali! Mendengar jawaban yang kedua, orang ramai masih belum puas hati, lalu memintanya supaya bertanya untuk terakhir kalinya. Maka jawaban beliau masih tetap itu juga, yakni tidak ada pahalanya sama sekali.
(At-Targhib Wat-Tarhib 2:419)
Abu Daud dan Nasa'i meriwayatkan dari Abu Umamah ra. dia berkata: Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah SAW lalu bertanya: Apa katamu terhadap seorang lelaki yang berjihad fi sabilillah kerana inginkan pahala dan pujian, bagaimana keadaannya? Jawab beliau: Sia-sia saja jihadnya. Orang itu mengulangi lagi sampai tiga kali, dan setiap kali ditanya, tetap dijawab oleh beliau: Sia-sia saja jihadnya, kerana Allah tiada akan menerima sesuatu amal melainkan yang dibuat dengan penuh ikhlas kepadanya, dan mengharapkan keridhaannya! (At-Targhib Wat-Tarhib 2:421)
Sejarah indah melukis kekayaan seorang Utsman. Ketika semua sibuk berperang, beliau menawarkan jiwa dan hartanya untuk Jihad Islam. Panggilan jihad berkumandang, Utsman angkat bicara “ Ya Rasulullah, aku sumbangkan hartaku demi menjawab panggilan jihad Allah SWT”. Tak ada kamus rugi berniaga dengan Allah dalam kamus seorang Utsman. Tidak mengherankan Rasulullah saw menempatkan Utsman ra sebagai kalangan ahli surga.
Semoga kita dapat meneladani kisah sahabat yang berjuang dengan hartanya. Dan semoga Allah menjadikan harta kita sebagai teman dan jalan mencapai kenikmatan surga.
PARA sahabat Nabi Saw sudah memberi teladan sangat baik dalam hal infak. Mereka berlomba-lomba menginfakkan harta demi pendanaan operasional dakwah dan jihad fi sabilillah.
Para sahabat Nabi yang kaya raya itu, seperti ungkapan Umar bin Khattab: ”menyimpan hartanya di tangan, bukan di hati. Mereka pun tidak menjadi budak harta, tetapi menjadikan harta itu sebagai sarana amal saleh –menginfakkannya di jalan Allah Swt.
Bagi para sahabat Nabi, berinfak adalah ”hobi”. Sebuah hobi sulit ditinggalkan. Abu Bakar pernah menginfakkan seluruh hartanya untuk membantu dana jihad; Umar bin Khattab menginfakkan separuh hartanya.
“Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya, padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya yang Maha Tinggi, Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al-Lail: 17-21).
Rasulullah Saw memberikan motivasi dengan menggambarkan betapa besar pahala infak fi sabilillah. Gemar berinfak, dengan demikian, harus digalakkan di kalangan umat, khususnya umat Islam golongan kaya (aghniya), agar ”tidak pelit” untuk mendanai dakwah dan jihad fi sabilillah, demi tegaknya syiar Islam dan martabat kaum Muslimin.
Di sisi lain, motivasi gemar berinfak juga mendorong umat Islam untuk bekerja mencari nafkah atau rezeki yang halal, bahkan menjadi kaya-raya, agar mampu berinfak fi sabilillah.
PAHALA infak sangat besar. Imam Muslim mengeluarkan hadits dari Abu Mas’ud Al-Anshari ra. Dia berkata,
suatu ketika seorang lelaki datang kepada Nabi Saw dengam menarik seekor unta yang terikat tali di hidungnya, lalu menyerahkannya kepada beliau. Katanya: “Ini untuk sabilillah!” Maka berkata Rasulullah Saw: “Gantinya nanti di hari kiamat 700 ekor unta, semuanya dengan bertali di hidungnya” (HR. Muslim).
Imam Ahmad mengeluarkan dari Abdullah bin As-Shamit, dia berkata: pernah pada suatu ketika, aku berjihad (berperang) bersama-sama Abu Dzar ra. Maka setelah dibagi-bagi ghanimah (harta rampasan perang), dia mendapat bagiannya termasuk seorang jariah. Lalu dia pun membeli segala keperluannya, dan masih ada lagi banyak yang tersisa. Lalu dia menyuruh jariah tadi menukarkannya dengan mata uang untuk dibagi-bagikan kepada semua orang yang memerlukannya. Aku berkata kepada Abu Dzar: “Biarlah jariah itu menahan dulu uang itu untuk keperluan di lain hari, ataupun mana tahu jika datang tamu, maka Engkau tentu memerlukannya?” Abu Dzar menjawab: “Temanku (Rasulullah Saw) sudah membuat perjanjian kepadaku, bahwa apa saja emas atau perak yang disimpan, maka itu sama dengan gumpalan api neraka disimpan oleh tuannya, sehingga diinfakkan semuanya di jalan Allah Azzawajalla.
Dalam riwayat Ahmad dan Thabarani yang lain, siapa yang menyimpan emas atau perak, dan tidak diinfakkannya pada jalan Allah, maka semuanya akan menjadi gumpalan-gumpalan api kelak di hari kiamat, dan akan disetrikakan tuannya (pemiliknya) dengan gumpalan-gumpalan api itu (At-Targhib Wat-Tarhib).
Thabarani telah mengeluarkan di dalam kitabnya ‘Al-Awsath’ dari Qais bin Salk Al-Anshari ra., bahwa saudara-saudaranya telah mengadukan halnya kepada Rasulullah Saw. Mereka berkata: ”Saudara kami Qais suka membuang-buang hartanya, dan terlalu mewah sekali dalam berinfak”. Lalu Qais datang kepada Rasulullah Saw: ”Wahai Rasulullah! Aku mengambil bagianku dari korma dan berinfak untuk orang-orang yang keluar berjihad fi sabilillah, dan kepada siapa yang mengikutiku.” Mendengar hal itu, Rasulullah pun menepuk dadanya seraya berkata secara berulang (tiga kali): ”Infakkanlah harta di jalan Allah, niscaya Allah akan menginfakkan gantinya.” Pada lain waktu, aku keluar berjihad fi sabilillah dan aku sudah mempunyai kendaraan sendiri, dan aku orang yang paling banyak harta dan yang terkaya di antara kaum keluargaku pada hari ini.” (At-Targhib Wat-Tarhib) .
Thabarani telah mengeluarkan berita dari Mu’az bin Jabal ra. dia berkata: Rasulullah SAW telah bersabda:
”Sangat beruntung orang yang memperbanyakkan dzikir kepada Allah ketika sedang berjihad fi sabilillah, kerana baginya buat setiap kalimah tujuh puluh ribu hasanah, setiap hasanah darinya sama dengan sepuluh kali ganda apa yang ada di sisinya dari tambahannya.”
Para sahabat bertanya pula: ”Bagaimana pula dengan menginfakkan harta fi sabilillah, ya Rasulullah?” Jawab beliau: ”Menginfakkan harta sama kadarnya dengan yang demikian.”
Al-Qazwini telah mengeluarkan berita dari seorang yang tidak terkenal dan beritanya mursal kepada Nabi SAW dari Al-Hasan, dari Ahmad, Abu Dardak, Abu Hurairah, Abu Umamah Abdullah bin Amru,jabir dan lmran bin Hushain-radhiallahu-anhum marfuk kepada Nabi SAW bahwa beliau telah berkata:
”Barangsiapa yang mengeluarkan hartanya fi sabilillah, dan dia duduk di rumahnya, maka baginya pahala bagi setiap dirham 700 dirham. Dan barangsiapa berperang serta bernafkah sekaligus fi sabilillah, maka baginya buat setiap dirham 700,000 dirham.” Kemudian beliau membaca firman Allah yang bermaksud: ”Dan Allah menggandakan pahalanya kepada siapa yang disukainya.”
sejarah sahabat Rasulullah saw bagaimana mereka menginfakkan hartanya. Utsman tak segan berinfak 100 ekor unta. Abu Bakar ra mengambil keputusan “berani”. Beliau menyerahkan semua hartanya kepada Rasulullah. Saking herannya, Rasulullah menanyakan “Apa yang kau tinggalkan untuk keluargamu?”. Beliau menjawab “ Allah dan Rasulnya”. Umar sendiri tak ketinggalan menyerahkan sebagian harta demi kepentingan jihad fisabilillah.
Dan belanjakanlah (harta benda kalian) di jalan Allah, dan janganlah kalian menjatuhkan diri kalian sendiri dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik “ ( QS al-Baqarah (2) : 195)
Seorang da’i memotret harta dalam sebuah ungkapan indah “Jangan engkau meletakkan harta di hatimu, tapi letakkan harta di tanganmu”.
PENGEDAR KAMI
Home »
SURGA DAN PAHALA ORANG BERSEDEKAH DAN INFAK KE JALAN ALLAH
» SURGA DAN PAHALA ORANG BERSEDEKAH DAN INFAK KE JALAN ALLAH
Tiada ulasan:
Catat Ulasan